Mengenal Lebih Dekat Jenis-Jenis Bisa Ular

Darimana asalnya bisa ular?

Bisa ular merupakan kumpulan dari senyawa kimia berupa enzim, beberapa jenis protein, lipid, karbohidrat, asam amino, dan ion besi. Bisa ular disintesis oleh sitoplasma sel sekretori pada bagian lumen kelenjar bisa. Kelenjar bisa ular terletak pada kedua sisi rahang atas ular. Setelah ular menancapkan taringnya pada mangsa atau predator, bisa akan dialirkan melalui rongga yang pada taringnya untuk melumpuhkan mangsa atau predatornya.

Jenis-Jenis Bisa Ular

Secara umum, bisa ular terbagi menjadi 3 jenis, yaitu sitotoksin, neurotoxin, dan hemotoxin.

Sitotoksin

Sitotoksin merupakan zat yang menyerang fungsi sel dan merusak jaringan lokal, sehingga sel yang rusak dapat menghambat saluran darah dan menyebabkan kerusakan organ. Gejala yang ditimbulkan antara lain timbul bengkak, memar, kelumpuhan otot, batuk berat, serta lemas disertai kaku. Bisa tipe sitotoksin dimiliki oleh ular bangkai laut (Trimeresurus albolabris), ular bidudak (Daboia siamensis), dan Amazonian bushmaster (lachesis muta).

Neurotoxin

Neurotoxin merupakan bisa yang dapat mengganggu fungsi kerja syaraf dengan cara menghambat sinapsis pada sel-sel syaraf. Gejala yang ditimbulkan pada umumnya adalah paralisis otot, kesulitan bernafas, susah menelan, dan cairan ludah banyak keluar. Bisa tipe neurotoxin dimiliki oleh ular kobra (Naja sputatrix), ular welang (Bungarus fasciatus), dan ular cabai kecil (Calliophis intestinalis).

Hemotoxin

Hemotoxin merupakan tipe bisa yang mempunyai efek hemostatis dan dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular. Gejala yang ditimbulkan diantaranya adalah sakit kepala atau vertigo, nekrosis, hipotensi, dan kelumpuhan otot. Bisa tipe hemotoxin dimiliki oleh ular tanah (Calloselasma rhodostoma), ular beludak russel (Daboia russelii), dan ular picung (Rhabdophis subminiatus).

Referensi :

Fox, J. W., and Solange M. T. 2008. Insights Into and Speculations About Snake Venom Metalloproteinase (SVMP) Synthesis, Folding, and Disulfide Bond Formation and Their Contribution to Venom Complexity. FEBS Journal. 275 (1) : 3016 – 3030.

Parwani, N., Jawahar G., Abhishek S., and Jemisha M. 2021. Antivenom Activity of Ethnobotanical Plants. Archives of Food Science and Nutrition Research. 1 (1) : 24 – 34.

Tinggalkan komentar